Minggu, 15 November 2009

1. Keindahan Fisik Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم

Keindahan Fisik Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم
Label: Fiqih

Kita semua pasti sudah mengenal siapa itu Muhammad bin abdillah, yaitu nabi kita utusan allah عزا وجل apakah kita sudah mengenal nabi kita sendiri, apakah kita sudah tahu bagai mana sifat rosul صلى الله عليه وسلم fisik rosu صلى الله عليه وسلم hanya sedikit dari kita yang tahu.
Di kesempatan ini kami akan menguraikan sedikit tentang fisik rosul صلى الله عليه وسلم kita yang agung secara ringkas.
Anas bin malik berkata : kedua telapak tangannya lapang. Kulitnya putih kemerah-merahan, uban pada rambut kepala dan jenggotnya kurang dari 20 helai (shahih bukhori)
Abu juhaifah berkata : saya melihat uban pada rambut di bawah bibirnya (shahih bukhori)
Al-Bara berkata : beliau صلى الله عليه وسلم berdada lebar, rambutnya panjang hingga cuping telinga, aku melihatnya memakai baju warna merah, dahulu rosulullah صلى الله عليه وسلم suka mengutai rambutnya karna beliau صلى الله عليه وسلم suka untk mengikuti ahli kitab, setelah itu beliau صلى الله عليه وسلم membelahnya. (shahih bukhori)
Abu hurairoh : berkata aku tidah pernah melihat sesuatu yan lebih dari pada rosul صلى الله عليه وسلم seakan-akan matahari beredar di wajahnya dan aku tidak pernah melihat seorangpun yan lebih cepat jalannya dari pada rosul صلى الله عليه وسلم seakan-akan dunia ini dilipatnya, kami telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengejarnya, akan tetapi iam meniggalkan kami (jsmi' St-Tirmidzi)
Jabit bin samurih berkata : kedua betisnya indah serasi dan beliau صلى الله عليه وسلم tidak tertawa kecuali hanay tersenyum (HR. Ad-DArimi)
Adapun lehernya bagaikan leher boneka seputih perak, bulu matanya lentik, jenggotnya lebat, dahinya lebar, alisnya melengkung rapihdan bersambung, hidungnya mancung, pipinya halus, dari bagian atas dada hinnga pusarnya menjulur bulu halus seperti sebuah batang dan tidak tumbuh pada perut dan dadanya selain bulu halus tersebut. Langkah kakinya panajang melangkah dengan penuh rendah hati. (Khulashah As-Siyar)
Diantara kedua bahunya ada tanda kanabian seperti telur merpati, menyerupai warna tubuhnya terletak pada tulang bahu kirinya seperti genggaman tangan, diatasnya ada tahi lalat besar (Shahih Muslim)
Mempunyai mutiara-mutiara hikmah yang indah dan menguasai logat orang-orang arab, berdialog dan berbicara kepada setiap kiblah, sesuai dengant logat bahasa mereka, tertanam padanya kekuatan luar biasa, menguasai bahasa oran dusun serta kefasihan penguasaan terhadap bahasa orang arab. Penyantun, sabar, pemaaf di saat mampu membalas, dan sabar pada saat tertimpa musibah. Merupakan sifat yang ditanamkan allah عزا وجل kepadanya.
Jabir berkata : rosulallah صلى الله عليه وسلم tidak pernah diminta sesuatau kemudian berkata tidak (Shahih Bukhori)
Beliau صلى الله عليه وسلم sangat pemalu menjaga pandangan matanya. Abu sa'id Al-Khudri berkata : beliau lebih pemalu dari pada gadis perawan yang di pingit, apabila beliau صلى الله عليه وسلم tidak suka pada sesuatu dapat diketahui dari raut wajahnya (Shahih Bukhori)
Beliau صلى الله عليه وسلم orang yang selalu menundukan pandangan, lebih lama memandang kebawah dari pada keatas. Rosulullah صلى الله عليه وسلم tidak duduk dan berdiri kecuali dalam keadan berdzikir.

Ini sedikit tentang fisik Rosulullah صلى الله عليه وسلم yang sangat baik dan indah
Semuga bermanfaat bagi kita semua.

Sabtu, 14 November 2009

2. BELAJAR "MATEMATIKA SEDEKAH" DARI USTAD YUSUF MANSUR...

BELAJAR "MATEMATIKA SEDEKAH" DARI USTAD YUSUF MANSUR...

Wuryanano Raden
Tue, 12 Jun 2007 09:16:15 -0700

Salam Sedekah...


USTAD YUSUF MANSUR & WURYANANO
Di usianya yang tergolong muda, kelahiran 19 Desember 1976, jadi usianya baru
30 tahun-an pada 2007 ini, sosok Ustad ini memang layak untuk dipanggil Ustad
atau Guru dalam ilmu Islam. Ya, inilah Ustad Yusuf Mansur, masih muda usia,
tetapi "pamor" dirinya sudah menasional, bahkan mungkin sudah "go
international".

Saya memang baru mengenal dia, pada saat ikut ke dalam kelompok atau majelis
taklim binaannya. Dan, di Surabaya katanya baru pertama kali digelar majelis
taklim binaannya ini. Dan, beruntung saya bisa ikut hadir di sana. Pada saat
itu, Ustad Yusuf Mansur memberikan uraian menarik mengenai "Shodaqoh" atau
"Sedekah".

Meskipun saya sudah tahu mengenai Keagungan Al-Qur'an, yang memberikan
gambaran kepada kita, bahwa dengan sedekah ini, kita bisa memperoleh ampunan
Allah, menghapus dosa, dan menutup kesalahan serta keburukan. Sedekah bisa
mendatangkan ridha Allah, juga bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan
Allah. Tetapi, dengan penjelasan tentang sedekah ini, oleh Ustad Yusuf Mansur;
benar-benar semakin membuka "mata-hati" saya, bahwa selama ini ternyata saya
telah rugi besar, berkaitan dengan sedekah ini.

Ustad Yusuf Mansur memberikan ilustrasi yang sangat mudah dan "gamblang",
bagaimana sebenarnya dan sebaiknya sistem sedekah ini bekerja. Ini sungguh luar
biasa prima. Dengan tetap bergaya "anak muda", maka ustad ini menunjukkan
sekaligus mengingatkan ke setiap orang yang hadir, bahwa Allah sendiri telah
menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya
dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya,
yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan
balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an
Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.

Menurut ustad muda ini, dengan berpedoman pada Al-Qur'an tersebut, maka kita
bisa membuat "hitung-hitungan" matematika, yang disebutnya sebagai MATEMATIKA
DASAR SEDEKAH. Nah, inilah yang luar biasa prima itu. Matematika sedekah ini,
sungguh sangat berbeda dengan ilmu matematika yang dulu pernah kita pelajari di
sekolah...benar-benar berbeda.

Dia memberikan ilustrasinya sebagai berikut:

10 - 1 = 9 ... ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.

Tetapi ilmu Matematika Sedekah adalah sebagai berikut:

10 - 1 = 19 ... ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat
pemberian kita.

Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:

10 - 2 = 28

10 - 3 = 37

10 - 4 = 46

10 - 5 = 55

10 - 6 = 64

10 - 7 = 73

10 - 8 = 82

10 - 9 = 91

10 - 10 = 100

Nah, sungguh menarik bukan? Lihatlah hasil akhirnya. Kita tinggal mengalikan
dengan angka 10, berapa pun yang kita sedekah kan atau kita berikan dengan
ikhlas kepada orang lain yang membutuhkan bantuan kita. Dan, kita pakai acuan
balasan dari Allah yang minimal saja, yaitu 10 x lipat, bukan yang 700 x lipat.
Intinya: Semakin banyak bersedekah, maka pasti semakin banyak penggantiannya
dari Allah SWT.

Tinggal kita yang mau membuka mata, bahwa pengembalian dari Allah itu
bentuknya apa? Bukalah "mata hati" kita, selalu lah berpikir positif kepada
Allah. Bukankah Allah berfirman, "Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan
hamba-Ku kepada-Ku". Oleh karena itu, selalu lah berprasangka baik kepada
Allah, maka Allah akan serta merta menunjukkan KeMaha Kebaikan-Nya kepada kita.
Allah pasti membalas kebaikan kita dengan balasan yang PAS, yang setimpal
dengan amal perbuatan kita.

Salam Luar Biasa Prima!

3. TANDA-TANDA HARI AKHIR DARI SURAT AL KAHFI

TANDA-TANDA HARI AKHIR DARI SURAT AL KAHFI

Nabi Muhammad SAW menggarisbawahi surat ini

Banyak hadits nabi menghubungkan Surat Al Kahfi dengan Hari Akhir. Sebagian hal ini disampaikan di bawah ini:

Diriwayatkan oleh An-Nawwas ibn Sam’an:

‘Dia, yang hidup dan melihatnya (Dajjal) harus membacakan di depannya ayat-ayat pembukaan Surat Al Kahfi. (HR Muslim)

Diriwayatkan oleh Abu Umamah al-Bahili:

Barangsiapa memasuki nerakanya (Dajjal), mintalah pertolongan Allah dan bacakan ayat pembukaan Surat Al Kahfi, dan hal ini akan mendinginkan dan mendamaikannya, seperti api menjadi dingin terhadap Ibrahim. (HR Ibnu Katsir)

Tanda-tanda dan rahasia Hari Akhir

Satu alasan mengapa Rasulullah SAW menganjurkan orang-orang beriman membaca Surat Al Kahfi adalah karena surat ini berisi isyarat penting mengenai Hari Akhir, seperti berbagai hal yang dibutuhkan untuk bertahan dan memerangi Dajjal, dan gerakan-gerakan anti-agama yang menimbulkan berbagai kejahatan atas kemanusiaan, yang ingin disebarkan oleh Dajjal ke seluruh dunia. Surat Al Kahfi ini juga berisi berbagai pelajaran bagi kaum Muslimin. Anjuran Rasulullah SAW untuk menghapalkan dan membaca surat ini dengan penuh perhatian adalah suatu isyarat kuat tentang hal ini. Seperti kita akan lihat di seluruh bab ini, pengalaman Ashabul Kahfi yang tinggal di sebuah masyarakat yang kafir, pelajaran bahwa Musa AS belajar dari Khidr, dan pemerintahan di atas dunia yang didirikan oleh Dzulkarnain AS agar dapat menyebarkan nilai-nilai Islam, adalah perkara-perkara yang perlu direnungkan oleh orang-orang beriman.

Keadaan Ashabul Kahfi yang luar biasa

Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu, mereka berdoa, “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS Al Kahfi: 9-10)

Kedua ayat ini menyinggung keadaan para pemuda yang luar biasa itu. Dari cerita tersebut, kita melihat pengalaman mereka sebagai sesuatu yang gaib dan tidak lazim. Seluruh kehidupan mereka penuh dengan kejadian yang menakjubkan. Keadaan ini merupakan pokok permasalahan hadits Nabi SAW yang menghubungkan antara tanda-tanda ini dengan Hari Akhir. Ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang hidup di Masa Akhir dapat mengalami berbagai pengalaman supernatural.


Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka (QS Al Kahfi: 18)

Ayat kesepuluh menjelaskan kepada kita bahwa para pemuda tersebut mencari tempat perlindungan di gua dari pemerintahan zalim yang tengah berkuasa. Pemerintahan tersebut menyebabkan mereka tidak mungkin mengungkapkan pandangan mereka, menjelaskan kebenaran, dan menyerukan agama Allah. Oleh karena itu, mereka menjauhkan diri mereka dari masyarakat.

Akan tetapi, hal ini seharusnya tidak dipahami sebagai kurun waktu tanpa kerja yang jauh dari masyarakat, karena mereka mengungsi ke sana sambil memohon rahmat dan bantuan Allah. Mereka juga berupaya memperbaiki dan mengembangkan diri mereka sendiri. Kaum Muslimin di Hari Akhir yang berada di bawah rezim yang menindas akan menyembunyikan diri dan berharap kepada Allah untuk memberikan rahmat-Nya atas mereka, dan juga memudahkan kehidupan dan perjuangan mereka atas gerakan-gerakan anti-agama.

Tersembunyinya mereka selama beberapa waktu

Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu) (QS Al Kahfi: 11-12)

Alasan ditidurkannya Ashabul Kahfi adalah penyerahan diri terhadap takdir dan kedamaian, karena Allah, Yang telah menciptakan alam semesta tanpa sia-sia, mengatur segala sesuatu de,o kemaslahatan umat Islam. Di masa kini, sebagian umat Islam telah mengambil pendirian yang sama secara spiritual. Dengan cara ini, mereka tidak disimpangkan oleh paham materialis yang berupaya menjauhkan masyarakat dari iman mereka, dan juga tidak tersentuh oleh kekerasan yang diarahkan oleh paham-paham ini. Oleh karena itu, mereka dapat terus hidup menurut Al Qur'an tanpa dipengaruhi oleh kehancuran akhlak, kekejaman, dan kekacauan yang ada di sekitarnya. Ashabul Kahfi tetap tersembunyi selama beberapa waktu dan Allah membangkitkan mereka pada waktu yang ditentukan-Nya.

Mereka memproklamirkan agama Allah kepada masyarakat

Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? (QS Al Kahfi: 15)

Seperti yang dinyatakan oleh ayat ini, kelompok ini menyeru orang-orang musyrik agar kembali ke agama yang benar, mengajak mereka menuju agama Allah, meminta mereka agar berhenti mempersekutukan Allah dengan yang lain, dan meminta mereka mengajukan bukti-bukti atas penolakan mereka tersebut. Ketika mereka tidak dapat melakukan ini, Ashabul Kahfi menyatakan bahwa orang-orang musyrik dari masyarakat mereka sebagai para pembohong dan pemfitnah.

Saat ini, kaum Muslimin juga menuntut pembuktian dari mereka yang menyembah selain Allah. Di Hari Akhir, akan ada kepercayaan yang mendewakan materi dan kesempatan: Darwinisme.

Darwinisme menyatakan bahwa alam semesta tidak bertujuan, terjadi begitu saja, dan hanya anggota-anggota alam yang paling menyesuaikan dirilah yang dapat bertahan hidup. Sistem anti-agama ini didasarkan pada konflik dan kekerasan. Jelas, “pernyataan kebetulan acak” yang bertanggung jawab atas segala sesuatu ini tidak lebih dari tindakan fitnah oleh para pengikut Darwinis atas Allah Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan segala sesuatu yang ada.

Mereka menjauh sepenuhnya dari pandangan musyrik di sekitar mereka

Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu (QS Al Kahfi: 16)

Karena penindasan orang-orang musyrik, Ashabul Kahfi merasakan perlunya pemisahan secara menyeluruh. Oleh karena itu, mereka memutuskan seluruh hubungan dengan orang-orang musyrik dengan mengungsi ke gua. Selama masa itu, rahmat Allah turun kepada mereka dan Dia memudahkan segala sesuatu bagi mereka. Hal yang paling penting dari pertolongan dan dukungan-Nya adalah menghindarkan mereka dari pengaruh buruk orang-orang tak beriman.

Mereka menyembunyikan diri

Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melemparmu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya (QS Al Kahfi: 20)

'Mereka akan melemparmu’ menjelaskan sebuah bentuk teror. Watak dasar ini dengan jelas terlihat saat ini pada orang-orang yang berada di bawah pengaruh paham-paham anti-agama. Misalnya, para teroris yang menganut paham komunisme dikendalikan oleh permusuhan mereka pada negara, dengan melempar batu-batu dan menyerang pejabatnya, maupun polisi. Serangan-serangan ini bertujuan untuk melemahkan dan melemahkan semangat mereka, sehingga kaum komunis dapat mewujudkan ide-ide anti-agama mereka dan mendirikan kekuasaan mereka di atas kekacauan dan pertentangan di negara tersebut.

Oleh karena itu, sangat mendasar bagi orang-orang yang hidup di Hari Akhir untuk melepaskan diri dari paham-paham yang berlumur darah dan kerusakan, yang tidak membawa apa pun selain kejahatan pada dunia, tidak berpihak pada orang-orang yang bersekongkol, dan tidak dipengaruhi oleh bujuk rayu paham-paham anti-agama atau hasutan mereka.

Hanya Allah dan segelintir orang yang mengetahui jumlah mereka

Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga, orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) adalah lima orang, yang keenam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya.” Katakanlah, “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka, kecuali sedikit.” Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja, dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka. (QS Al Kahfi: 22)

'Yang mengetahui mereka hanya sedikit’ juga menunjukkan bahwa hanya segelintir orang yang memiliki pengetahuan ini. Misalnya, salah satunya bisa jadi Khidr, yang kemampuannya yang menakjubkan akan kita bahas secara singkat. Juga mungkin murid-muridnyalah yang memiliki pengetahuan ini, dengan kehendak dan wahyu Allah. Al Qur’an menyebutkan bahwa Allah memfirmankan sebagian hal gaib kepada Rasul-rasul-Nya.

Perjalanan Nabi Musa AS dan muridnya ke ‘tempat bertemunya dua laut'

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” (QS Al Kahfi: 60)

Di sini ‘murid’ menunjukkan bahwa ketika melakukan sesuatu, kita seharusnya mencari bantuan dari orang-orang muda dan bekerja sama dengan mereka.

Orang-orang muda harus dimotivasi untuk menggunakan energi, gairah, kekuatan, ambisi, dan semangat mereka untuk perbuatan yang terbaik untuk meraih rahmat Allah. Beberapa ayat berbicara tentang pemuda, dan ayat berikutnya menyatakan bahwa hanya beberapa pemuda dari bangsanya yang beriman kepada Musa AS:

Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas (QS Yunus: 83)

Ayat keenam belas Surat Al Kahfi menyebutkan titik pertemuan yang menjadi tujuan perjalanan Nabi Musa AS. Musa AS mengetahui akan bertemu dengan seseorang, dan dia mengetahui akan terjadi di ‘tempat pertemuan dua laut.’ Tempat ini bisa berada di tempat mana pun di permukaan bumi yang sesuai dengan gambaran ini.

Nabi Musa AS bertemu Khidr AS yang diberkati dan dirahmati-Nya

Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. (QS Al Kahfi: 65)

Allah itu Maha Pengasih, Maha Pemurah, dan Maha Penyayang kepada hamba-hambat-Nya. Musa AS berangkat untuk bertemu Khidr AS, seseorang yang telah diberi rahmat oleh Allah. Oleh karena itu, sifat-sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah tercermin padanya. Sifat Allah tersebut telah memungkinkan dirinya menerima pengetahuan yang lebih dari Allah dan menjadi salah satu hamba pilihan-Nya.

Dzulkarnain AS

Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.” (QS Al Kahfi: 83)

Di sepanjang sejarah, kebanyakan ilmuwan telah menafsirkan cerita Dzulkarnain dengan berbagai cara. Ayat ini mengatakan Dzulkarnain diturunkan untuk mengingatkan kaum Muslimin dan terkait dengan wahyu yang memiliki makna dan alasan tersembunyi.

Dzulkarnain AS memiliki kekuasaan dan “tercerahkan"

Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka dia pun menempuh suatu jalan (QS Al Kahfi: 84-85)

Dari ayat-ayat ini, kita memahami bahwa negara Dzulkarnain jauh dari berbagai masalah. Dengan kata lain, kekuasaannya solid, rasional, dan kuat.

'Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu’ mengisyaratkan bahwa Dzulkarnain AS diberikan kemampuan untuk memecahkan setiap masalah. Dengan kata lain, dia seorang Muslim yang sangat cerdas, bijak, dan cermat. Dengan semua kelebihan yang diberikan Allah ini, dia memecahkan seluruh masalah rumit dengan cepat dan memecahkan hambatan-hambatan.

Dzulkarnain AS juga seorang dai

Berkata Dzulkarnain, “Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah Kami.” (QS Al Kahfi: 87-88)

Ketika Dzulkarnain as berbicara, dia mengingatkan rakyatnya tentang Allah dan hari akhirat. Dia berbicara sebagai seorang Muslim. Dari pernyataan yang digunakan di ayat ini, kita memahami dia seorang pemimpin Muslim yang memerintah sebuah bangsa Muslim.

Dzulkarnain AS terus melanjutkan dakwah kepada orang-orang yang dia temui untuk beriman kepada Allah, taat, berbuat baik sesuai ketentuan Al Qur’an, dan menegakkan sholat serta melakukan ibadah. Dia menyeru, untuk mendorong mereka, pada balasan yang dijanjikan untuk mereka di dunia dan di akhirat, serta menyeru mereka kepada iman.

Dzulkarnain AS membantu manusia


Kita dapat menyimpulkan dari cerita di Surat Al Kahfi bahwa Dzulkarnain adalah seorang penguasa Muslim yang mengendalikan wilayah yang luas di dunia ini.

Mereka berkata, “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu supaya kamu membuat dinding antara mereka?” (QS Al Kahfi: 94)

Karena penyimpangan Ya’juj dan Ma’juj, orang-orang yang sedang menghadapi masalah mencari bantuan Dzulkarnain AS dan menawarkan imbalan kepadanya. Dari ayat ini, kita memahami Dzulkarnain AS tidaklah mewakili seseorang; sebaliknya, dia memimpin sebuah bangsa. Tepat seperti Sulaiman as, dia memerintah sebuah bangsa dan tentara.

Ayat ini menunjukkan bahwa dia pasti memiliki tim ahli bangunan dan insinyur sipil. Dari permohonan orang-orang tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Dzulkarnain AS tertarik dan punya pengetahuan tentang bangunan dan teknik sipil. Dia bahkan termasyur karena keahlian dalam bidang ini. Oleh karena itu, bangsa-bangsa lain meminta bantuannya. Seluruh faktor ini memperlihatkan besar dan kekuatan bangsanya.

Dzulkarnain AS sangat dihormati dan berpengaruh di Timur dan di Barat dapat menunjukkan bahwa dia memerintah sebuah bangsa yang kekuasaannya berpengaruh luas di dunia. Oleh karena itu, dia adalah seorang pemimpin, menyadari tanggung jawabnya untuk membawa kedamaian, keadilan dan keamanan, tidak hanya bagi bangsanya sendiri, tetapi juga bagi setiap bagian dunia.

Cerita Dzulkarnain AS menunjukkan bahwa di Hari Akhir, tepat seperti masa kita sendiri, nilai-nilai Islam akan menguasai dunia ini.

Suatu penafsiran yang berbeda

Kemungkinan lain adalah bahwa cerita ini mengungkapkan berbagai peristiwa yang akan terjadi di masa depan.

Di sisi Allah, seluruh waktu adalah satu. Masa depan, masa lalu, dan masa sekarang terjadi seluruhnya sekaligus. Di sejumlah ayat, berbagai peristiwa Hari Pembalasan di neraka dan surga diceritakan seolah-olah telah terjadi. Ayat berikut ini adalah contoh seperti itu.


Berkat teknologi satelit, dimungkinkan adanya pengambilan gambaran yang terpeinci tentang bumi, dan khususnya satelit-satelit intelijen mampu “mengamati” setiap negara dari dekat.

Dan ditiupkan sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). Dan terang-benderanglah bumi (Padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing), dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi, dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan (QS Az Zumar: 68-69)

Berbagai peristiwa yang dijelaskan dalam ayat ini disampaikan seolah-olah hal itu sudah terjadi, walaupun bagi kita, hal itu adalah peristiwa-peristiwa di masa depan yang belum terjadi. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa cerita Dzulkarnain AS berasal dari masa depan, yang diceritakan kepada kita dengan menggunakan kerangka waktu masa lalu.

Ayat kedelapan puluh empat mengatakan:'... Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.' Hal ini mungkin menunjukkan bahwa Dzulkarnain AS akan berkuasa di dunia di masa depan.

Berkat teknologi inframerah, seluruh jenis perangkat kriminal dapat dideteksi dengan mudah dan kejahatan yang dilakukan di kegelapan dapat diamati secara seksama seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar ini. Kemajuan penting telah dibuat dalam diagnosis berbagai penyakit.

Pada masa sekarang, seorang pemimpin atau bangsa yang mempunyai kekuasaan superpower di dunia harus memiliki teknologi komunikasi dan kekuataan umum. Karena seorang pemimpin tidak dapat mengendalikan seluruh hal sendiri, kita dapat mengangap bahwa dia berada di sebuah ibu kota dan mengendalikan wilayah lainnya melalui satelit dan alat-alat komunikasi lainnya. Seperti disebutkan dalam ayat kesembilan puluh lima, 'Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik," kemungkinan besar kekuasaan Dzulkarnain AS itu stabil dan kokoh. Apabila kita memperhatikan kisah ini dari sudut pandang ini, kita akan menyadari bahwa setiap ayat dapat mengungkapkan sebuah pesan yang berbeda. Misalnya, Dzulkarnain AS pertama-tama pergi pertama ke Barat, kemudian ke Timur dan kemudian kembali lagi. Ayat-ayat ini dapat berarti bahwa dia berkomunikasi dengan wilayah yang berbeda dengan mengubah saluran komunikasi yang dipancarkan dari satelit-satelit. Ayat-ayat ini berbicara terus-menerus tentang kata 'menemukan.' Dzulkarnain AS 'menemukan' sebuah masyarakat dekat ‘laut berlumpur’, dia 'menemukan' sebuah masyarakat di Timur yang tidak memiliki pemahaman. Tindakan 'menemukan' ini terjadi melalui proses mencari dan hal ini bisa jadi merupakan sebuah hasil temuan yang didasarkan pada pengamatan saluran satelit.

Ayat-ayat ini mengatakan bahwa orang-orang di Timur tidak memiliki perlindungan dari matahari. Apabila kita merenungkan informasi ini dari sudut pandang teknologi komunikasi, ada dua pesan yang mungkin di sini. Hal yang tersirat di sini bisa dua hal. Pertama, Dzulkarnain AS dapat menyaksikan atau mengumpulkan informasi intelijen melalui satelit dari berbagai wilayah (Allah-lah Yang Maha Tahu). Atau, dia melakukannya melalui teknologi inframerah yang digunakan di berbagai wilayah dewasa ini. Kamera-kamera inframerah digunakan dalam bidang kedokteran, patologi kriminal, meteorologi, kriminologi, intelijen, industri, dan bidang lainnya. Kamera-kamera ini juga dapat mengamati tubuh manusia secara mendalam.

Apabila Dzulkarnain AS ingin berbicara dengan sebuah bangsa, dia dapat melakukan hal itu melalui satelit dan pemancar televisi. Ini memungkinkannya belajar tentang berbagai hal yang dibutuhkan dan dikeluhkan rakyat tanpa melihat di mana mereka tinggal, dan kemudian mengatur wilayah-wilayah itu.

Persekongkolan Ya’juj dan Ma’juj dapat merupakan tindakan teror pada umumnya, atau kekacauan, atau bahkan dilakukan melalui pemancar komunikasi. Misalnya, persekongkolan itu dapat berupa gangguan atas pemancar-pemancar lainnya untuk menyiarkan persekongkolan tersebut. Dzulkarnain AS dapat mencegah pemancar dan persekongkolan seperti ini. Misalnya, dia dapat menggunakan tembaga dan besi yang disebutkan di ayat ini untuk menciptakan sebuah medan elektromagnetik dan mengganggu siaran radio dan televisi tersebut. Transformer yang dibuat dengan menggulung kabel-kabel tembaga di seluruh inti baja adalah salah satu sumber medan elektromagnetik. Sebuah medan elektromagnetik yang kuat dapat mengganggu siaran radio dan televisi.

Kemungkinan lain adalah berupa sebuah piringan satelit massal raksasa. Tujuan begitu besarnya piringan satelit itu adalah mengalahkan sistem pengganggu global Ya’juj dan Ma’juj. Permukaan piringan-piringan ini biasanya terdiri dari aluminium yang lebih ringan dan murah, yang bukan merupakan bahan ideal untuk dapat bekerja baik. Tembaga adalah sebuah konduktor yang jauh lebih baik, dan mungkin lebih disukai karena alasan ini. Akan tetapi, menutupi piringan raksasa ini dengan lembaran tembaga adalah suatu hal yang mustahil. Sebaliknya, memplat piringan itu dengan tembaga campuran akan menghasilkan piringan satelit dengan permukaan yang paling halus dan kinerja yang paling tinggi.

Dinding atau penghambat yang diciptakan melalui siaran yang saling bersaing atau menciptakan sebuah medan magnetik dapat diistilahkan sebagai sebuah ‘hambatan tidak terlihat.’ Sejumlah ilmuwan membaca kata ‘saddayn’ di ayat kesembilan puluh tiga sebagai ‘suddayn,’ dan ‘sadd’ di ayat berikutnya sebagai ‘sudd.’ Dalam kata pertama, maknanya bisa menjadi ‘hambatan terlihat’; di bagian kedua, berarti sebuah ‘hambatan tidak terlihat’ (Allah-lah Yang Maha Tahu).

'Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya,’ seperti dinyatakan di ayat sembilan puluh tujuh, bisa jadi menyebutkan ke hal ini karena Ya’juj dan Ma’juj berupaya mengatasi atau mengambat siaran pemancar ini. Secara mengesankan, bentuk arus yang digunakan stasiun pembajak yang melakukan siaran dalam bentuk gangguan atas siaran lainnya adalah ‘menangkis pancaran.'

Tentang pernyataan ‘hampir tidak dapat memahami pembicaraan’ dalam hal ini dapat berarti bahwa siaran satelit ini kadang-kadang tidak dipahami oleh sebagian orang. Ketika siaran itu terganggu, maka orang-orang itu tidak dapat memahami; tetapi ketika siaran kembali normal, mereka dapat memahami lagi (Allah-lah yang Maha Mengetahui).

Ungkapan ‘laut berlumpur hitam’ di ayat kedelapan puluh enam juga menarik karena melihat matahari terbenam di layar televisi tepat seperti melihat matahari yang tenggelam di dalam laut. Warna-warni di layar berubah ketika matahari tenggelam di atas laut, ini terlihat berwarna keabu-abuan di layar televisi. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang melihat hal ini, pemandangan terlihat seolah-olah tenggelam di dalam lautan berlumpur hitam. Ungkapan ‘aynin hami’e’ yang terdiri dari ‘ayn’ (mata air’ dan ‘hami’ (lumpur) dapat berarti pandangan yang kurang jelas ini.

Selain itu, hubungannya dengan Timur dan Barat dapat menunjukkan bahwa dia berhubungan dengan berbagai belahan dunia ini. Ketika matahari terbit di satu belahan dunia, maka matahari justru terbenam di belahan dunia lainnya.

NILAI NUMERIK (ABJAD) DI SEJUMLAH AYAT DI SURAT AL KAHFI MENUNJUKKAN WAKTU YANG SANGAT DEKAT DENGAN MASA KITA SENDIRI

Dan Kami telah meneguhkan hati mereka .... (QS Al Kahfi: 14)


1400 A.H. (Anno Hegirae, kalender Hijriyah) atau 1979 A.D. (Anno Domini, kalender Masehi)

Dia berkata, ‘Dzulkarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik ...’
(QS Al Kahfi: 95)

1409 A.H., atau1988 A.D. (tanpa shaddah)

Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu .... (QS Al Kahfi: 84)

1440 A.H., atau 2019 A.D. (dengan shaddah)

Sebuah tanda yang menunjukkan permulaan abad keempat belas hijriyah dan akhir abad kedua puluh dan permulaan abad dua puluh satu masehi adalah angka 1980 yang diperoleh dengan mengalikan jumlah Surat Al Kahfi dengan nomor urutan surat ini.

Bediuzzaman Said Nursi juga acapkali mengisyaratkan bahwa waktu ini adalah permulaan Hari Akhir. Dia berkata, misalnya:

Oleh karena itu, orang-orang yang kafir yang tidak mengetahui kebenaran ini berkata, ‘Mengapa para sahabat Nabi yang memiliki hati yang senantiasa waspada dan pandangan cermat dan telah diajarkan dengan seluruh keterangan hari akhir, menganggap sebuah kenyataan yang akan terjadi seribu empat ratus tahun kemudian akan dekat dengan abad mereka, meski gagasan mereka telah menyimpang ribuan tahun dari kebenaran?'9

Surat 18: Surat Al Kahfi (berisi 110 ayat) 18 x 110 = 1980

Bediuzzaman Said Nursi, dengan mengatakan ‘1400 tahun setelah’ Sahabat Nabi menunjukkan tahun-tahun sekitar tahun 1980-an sebagai hari akhir. Perlu dicatat di sini, dia mengatakan 1400, bukan 1373, 1378, dan bukan 1398. Dengan demikian, hal itu adalah abad keempat belas Hijriyah.

Surat Al Kahfi berisi berita yang sangat baik bagi umat Islam. Berita ini, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, mendekati kurun waktu penuh rahmat di Hari Akhir. Apabila Surat Al Kahfi dilihat dari sudut pandang ini, surat ini terlihat menunjukkan tahap-tahap yang berbeda, permulaan, perkembangan, dan kesimpulan Islam di Hari Akhir yang mencapai puncaknya dalam kekuasaan Islam dan berakhir dengan kedatangan ‘Isa AS.

4. Islam: Agama yang Berkembang Paling Pesat di Eropa

Islam: Agama yang Berkembang Paling Pesat
di Eropa

HARUN YAHYA

Kirim artikel ini



Selama 20 tahun terakhir, jumlah kaum Muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang, angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya adalah Muslim. Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang terus-menerus ini bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah di negara-negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001. Serangan ini, yang dikutuk oleh setiap orang, terutama umat Muslim, tiba-tiba saja telah mengarahkan perhatian orang (khususnya warga Amerika) kepada Islam. Orang di Barat berbicara banyak tentang agama macam apakah Islam itu, apa yang dikatakan Al Qur'an, kewajiban apakah yang harus dilaksanakan sebagai seorang Muslim, dan bagaimana kaum Muslim dituntut melaksanakan urusan dalam kehidupannya. Ketertarikan ini secara alamiah telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam. Demikianlah, perkiraan yang umum terdengar pasca peristiwa 11 September 2001 bahwa "serangan ini akan mengubah alur sejarah dunia", dalam beberapa hal, telah mulai nampak kebenarannya. Proses kembali kepada nilai-nilai agama dan spiritual, yang dialami dunia sejak lama, telah menjadi keberpalingan kepada Islam.

Hal luar biasa yang sesungguhnya sedang terjadi dapat diamati ketika kita mempelajari perkembangan tentang kecenderungan ini, yang mulai kita ketahui melalui surat-surat kabar maupun berita-berita di televisi. Perkembangan ini, yang umumnya dilaporkan sekedar sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan hari itu, sebenarnya adalah petunjuk sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam telah mulai tersebar sangat pesat di seantero dunia. Di belahan dunia Islam lainnya, Islam berada pada titik perkembangan pesat di Eropa. Perkembangan ini telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak tesis, laporan, dan tulisan seputar "kedudukan kaum Muslim di Eropa" dan "dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim." Beriringan dengan berbagai laporan akademis ini, media massa telah sering menyiarkan berita tentang Islam dan Muslim. Penyebab ketertarikan ini adalah perkembangan yang terus-menerus mengenai angka populasi Muslim di Eropa, dan peningkatan ini tidak dapat dianggap hanya disebabkan oleh imigrasi. Meskipun imigrasi dipastikan memberi pengaruh nyata pada pertumbuhan populasi umat Islam, namun banyak peneliti mengungkapkan bahwa permasalahan ini dikarenakan sebab lain: angka perpindahan agama yang tinggi. Suatu kisah yang ditayangkan NTV News pada tanggal 20 Juni 2004 dengan judul "Islam adalah agama yang berkembang paling pesat di Eropa" membahas laporan yang dikeluarkan oleh badan intelejen domestik Prancis. Laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di negara-negara Barat semakin terus bertambah, terutama pasca peristiwa serangan 11 September. Misalnya, jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di Prancis meningkat sebanyak 30 hingga 40 ribu di tahun lalu saja.

Gereja Katolik dan Perkembangan Islam

Gereja Katolik Roma, yang berpusat di kota Vatican, adalah salah satu lembaga yang mengikuti fenomena tentang kecenderungan perpindahan agama. Salah satu pokok bahasan dalam pertemuan bulan Oktober 1999 muktamar gereja Eropa, yang dihadiri oleh hampir seluruh pendeta Katolik, adalah kedudukan Gereja di milenium baru. Tema utama konferensi tersebut adalah tentang pertumbuhan pesat agama Islam di Eropa. The National Catholic Reporter melaporkan sejumlah orang garis keras menyatakan bahwa satu-satunya cara mencegah kaum Muslim mendapatkan kekuatan di Eropa adalah dengan berhenti bertoleransi terhadap Islam dan umat Islam; kalangan lain yang lebih objektif dan rasional menekankan kenyataan bahwa oleh karena kedua agama percaya pada satu Tuhan, sepatutnya tidak ada celah bagi perselisihan ataupun persengketaan di antara keduanya. Dalam satu sesi, Uskup Besar Karl Lehmann dari Jerman menegaskan bahwa terdapat lebih banyak kemajemukan internal dalam Islam daripada yang diketahui oleh banyak umat Nasrani, dan pernyataan-pernyataan radikal seputar Islam sesungguhnya tidak memiliki dasar. (1)

Mempertimbangkan kedudukan kaum Muslim di saat menjelaskan kedudukan Gereja di milenium baru sangatlah tepat, mengingat pendataan tahun 1999 oleh PBB menunjukkan bahwa antara tahun 1989 dan 1998, jumlah penduduk Muslim Eropa meningkat lebih dari 100 persen. Dilaporkan bahwa terdapat sekitar 13 juta umat Muslim tinggal di Eropa saat ini: 3,2 juta di Jerman, 2 juta di Inggris, 4-5 juta di Prancis, dan selebihnya tersebar di bagian Eropa lainnya, terutama di Balkan. Angka ini mewakili lebih dari 2% dari keseluruhan jumlah penduduk Eropa. (2)

Kesadaran Beragama di Kalangan Muslim Meningkat di Eropa

Penelitian terkait juga mengungkap bahwa seiring dengan terus meningkatnya jumlah Muslim di Eropa, terdapat kesadaran yang semakin besar dalam menjalankan agama di kalangan para mahasiswa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde di bulan Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak kaum Muslims terus melaksanakan sholat, pergi ke mesjid, dan berpuasa. Kesadaran ini terlihat lebih menonjol di kalangan mahasiswa universitas.(3)

Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media masa asing di tahun 1999, majalah Turki Aktüel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam.

Islam adalah Bagian Tak Terpisahkan dari Eropa

Bersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam hanya baru-baru ini saja, akan tetapi Islam sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Eropa.

Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan dekat selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung Iberia, dan kemudian selama masa Perang Salib (1095-1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua masyarakat itu. Kini banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya Abad Pertengahan menuju terang-benderangnya Masa Renaisans. Di masa ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum Muslim memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun.

Bersatu pada Pijakan Bersama: "Monoteisme"

Perkembangan Islam juga tercerminkan dalam perkembangan dialog antar-agama baru-baru ini. Dialog-dialog ini berawal dengan pernyataan bahwa tiga agama monoteisme (Islam, Yahudi, dan Nasrani) memiliki pijakan awal yang sama dan dapat bertemu pada satu titik yang sama. Dialog-dialog seperti ini telah sangat berhasil dan membuahkan kedekatan hubungan yang penting, khususnya antara umat Nasrani dan Muslim. Dalam Al Qur'an, Allah memberitahukan kepada kita bahwa kaum Muslim mengajak kaum Ahli Kitab (Nasrani dan Yahudi) untuk bersatu pada satu pijakan yang disepakati bersama:

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. Ali 'Imran, 3: 64)

Ketiga agama yang meyakini satu Tuhan tersebut memiliki keyakinan yang sama dan nilai-nilai moral yang sama. Percaya pada keberadaan dan keesaan Tuhan, malaikat, Nabi, Hari Akhir, Surga dan Neraka, adalah ajaran pokok keimanan mereka. Di samping itu, pengorbanan diri, kerendahan hati, cinta, berlapang dada, sikap menghormati, kasih sayang, kejujuran, menghindar dari berbuat zalim dan tidak adil, serta berperilaku mengikuti suara hati nurani semuanya adalah sifat-sifat akhak terpuji yang disepakati bersama. Jadi, karena ketiga agama ini berada pada pijakan yang sama, mereka wajib bekerja sama untuk menghapuskan permusuhan, peperangan, dan penderitaan yang diakibatkan oleh ideologi-ideologi antiagama. Ketika dilihat dari sudut pandang ini, dialog antar-agama memegang peran yang jauh lebih penting. Sejumlah seminar dan konferensi yang mempertemukan para wakil dari agama-agama ini, serta pesan perdamaian dan persaudaraan yang dihasilkannya, terus berlanjut secara berkala sejak pertengahan tahun 1990-an.

Kabar Gembira tentang Datangnya Zaman Keemasan

Dengan mempertimbangkan semua fakta yang ada, terungkap bahwa terdapat suatu pergerakan kuat menuju Islam di banyak negara, dan Islam semakin menjadi pokok bahasan terpenting bagi dunia. Perkembangan ini menunjukkan bahwa dunia sedang bergerak menuju zaman yang sama sekali baru. Yaitu sebuah zaman yang di dalamnya, insya Allah, Islam akan memperoleh kedudukan penting dan ajaran akhlak Al Qur'an akan tersebar luas. Penting untuk dipahami, perkembangan yang sangat penting ini telah dikabarkan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu:

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (QS. At Taubah, 9: 32-33)

Tersebarnya akhlak Islami adalah salah satu janji Allah kepada orang-orang yang beriman. Selain ayat-ayat ini, banyak hadits Nabi kita SAW menegaskan bahwa ajaran akhlak Al Qur'an akan meliputi dunia. Di masa-masa akhir menjelang berakhirnya dunia, umat manusia akan mengalami sebuah masa di mana kezaliman, ketidakadilan, kepalsuan, kecurangan, peperangan, permusuhan, persengketaan, dan kebobrokan akhlak merajalela. Kemudian akan datang Zaman Keemasan, di mana tuntunan akhlak ini mulai tersebar luas di kalangan manusia bagaikan naiknya gelombang air laut pasang dan pada akhirnya meliputi seluruh dunia. Sejumlah hadits ini, juga ulasan para ulama mengenai hadits tersebut, dipaparkan sebagaimana berikut:

Selama [masa] ini, umatku akan menjalani kehidupan yang berkecukupan dan terbebas dari rasa was-was yang mereka belum pernah mengalami hal seperti itu. [Tanah] akan mengeluarkan panennya dan tidak akan menahan apa pun dan kekayaan di masa itu akan berlimpah. (Sunan Ibnu Majah)

… Penghuni langit dan bumi akan ridha. Bumi akan mengeluarkan semua yang tumbuh, dan langit akan menumpahkan hujan dalam jumlah berlimpah. Disebabkan seluruh kebaikan yang akan Allah curahkan kepada penduduk bumi, orang-orang yang masih hidup berharap bahwa mereka yang telah meninggal dunia dapat hidup kembali. (Muhkhtasar Tazkirah Qurtubi, h. 437)

Bumi akan berubah seperti penampan perak yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan ... (Sunan Ibnu Majah)

Bumi akan diliputi oleh kesetaraan dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi oleh penindasan dan kezaliman. (Abu Dawud)

Keadilan akan demikian jaya sampai-sampai semua harta yang dirampas akan dikembalikan kepada pemiliknya; lebih jauh, sesuatu yang menjadi milik orang lain, sekalipun bila terselip di antara gigi-geligi seseorang, akan dikembalikan kepada pemiliknya… Keamanan meliputi seluruh Bumi dan bahkan segelintir perempuan bisa menunaikan haji tanpa diantar laki-laki. (Ibn Hajar al Haitsami: Al Qawlul Mukhtasar fi `Alamatul Mahdi al Muntazar, h. 23)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, Zaman Keemasan akan merupakan suatu masa di mana keadilan, kemakmuran, keberlimpahan, kesejahteraan, rasa aman, perdamaian, dan persaudaraan akan menguasai kehidupan umat manusia, dan merupakan suatu zaman di mana manusia merasakan cinta, pengorbanan diri, lapang dada, kasih sayang, dan kesetiaan. Dalam hadits-haditsnya, Nabi kita SAW mengatakan bahwa masa yang diberkahi ini akan terjadi melalui perantara Imam Mahdi, yang akan datang di Akhir Zaman untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan, ketidakadilan, dan kehancuran akhlak. Ia akan memusnahkan paham-paham yang tidak mengenal Tuhan dan menghentikan kezaliman yang merajalela. Selain itu, ia akan menegakkan agama seperti di masa Nabi kita SAW, menjadikan tuntunan akhlak Al Qur'an meliputi umat manusia, dan menegakkan perdamaian dan menebarkan kesejahteraan di seluruh dunia.

Kebangkitan Islam yang sedang dialami dunia saat ini, serta peran Turki di era baru merupakan tanda-tanda penting bahwa masa yang dikabarkan dalam Al Qur'an dan dalam hadits Nabi kita sangatlah dekat. Besar harapan kita bahwa Allah akan memperkenankan kita menyaksikan masa yang penuh berkah ini.

5. Surah al-Fatihah

(lanjutan..) Surah al-Fatihah:



(5). Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

Menyembah artinya ketundukan dan kepatuhan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran dan keagungan yang disembah. Perasaan itu muncul karena ada keyakinan bahwa yang disembah itu mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadap diri penyembah meskipun ia tidak mengetahui hakikat yang disembah karena keterbatasan pikirannya. Berbeda halnya dengan orang yang tunduk dan patuh kepada seorang penguasa. Ia tidak dikatakan menyembahnya karena jelas ketundukan dan kepatuhannya bukan karena adanya keyakinan bahwa sang penguasa mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadap dirinya, akan tetapi karena ia takut akan kezalimannya atau karena mengharap kebaikannya saja.
Bentuk dan tata-cara ibadah berbeda antara satu agama dengan agama yang lain dan dari masa ke masa. Namun semuanya bertujuan untuk mengingatkan manusia terhadap kekuasaan yang mutlak tersebut dan untuk membentuk akhlak serta kepribadian yang terpuji. Sebagai contoh ibadah shalat yang tujuan perintahnya antara lain adalah mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar. Apabila pelaksanaan shalat tersebut tidak menghantarkan pelakunya kepada tujuan di atas maka shalat yang ia kerjakan hanya merupakan gerakan fisik dan ucapan lisan yang hampa dari ruh dan hakikat shalat sebenarnya. Demikian pula puasa yang diperintahkan antara lain untuk membentuk pribadi muslim yang bertakwa. Apabila pelaksanaan ibadah puasa tidak menyampaikan pelakunya kepada tujuan di atas maka ia tidak akan memperoleh sesuatu dari puasanya selain rasa lapar dan haus saja.
Pada ayat di atas Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk menyembah hanya kepada-Nya, karena hanya Dia-lah penguasa mutlak. Demikian pula Allah memerintahkan mereka untuk meminta pertoloangan hanya kepada-Nya, karena hanya Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Setiap perbuatan keberhasilannya tergantung kepada hubungan kausalitas antara sebab dan akibat yang diciptakan oleh Allah swt. Manusia diberikan kemampuan untuk mengupayakan sebagian dari sebab-sebab tersebut. Seperti melakukan pengobatan bagi orang yang sakit, mempersiapkan senjata dan kekuatan untuk menghadapi musuh, menanamkan bibit di dalam tanah dan memberinya pupuk serta menyiraminya dengan air, dan sebagainya untuk mendapat hasil yang memuaskan. Namun di balik sebab-sebab yang nampak ada sebab-sebab yang tidak terjangkau oleh kemampuan manusia. Dalam hal inilah manusia dituntut untuk meminta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa untuk mencapai keberhasilannya. Dan Allah swt menjanjikan setiap orang yang meminta kepada-Nya pasti Dia akan memberikannya. "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku"(QS. Al-Baqarah: 186).
Orang yang mencari pertolongan kepada selain Allah, seperti mendatangi makam orang yang saleh dan meminta kepadanya untuk dimudahkan urusannya, atau disembuhkan penyakitnya, atau diselamatkan dari bahaya yang mengancamnya, dan sebagainya orang tersebut telah menempuh jalan yang sesat dan mensekutukan Allah yang termasuk dosa terbesar.
Ayat di atas mengajarkan kita bahwa setiap hamba Allah harus meminta pertolongan hanya kepada Allah ketika hendak melakukan setiap pekerjaan yang di dalamnya terdapat ikhtiar manusia. Tidak akan tercapai secara maksimal pekerjaan yang dilakukan hanya mengandalkan otak dan otot manusia saja. Demikian pula keliru kalau seseorang hanya menunggu pertolongan Allah saja tanpa ada upaya apapun dari dirinya. Keduanya harus dipadukan, yaitu memohon pertolongan Allah dan upaya secara maksimal. Itulah penerapan tawakal yang merupakan bagian dari tauhid dan ibadah murni kepada Allah. Ayat di atas mengandung isyarat pula bahwa sebelum memohon pertolongan kepada Allah dekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah dan berbagai amal saleh sehingga pertolongan-Nya akan lebih cepat diberikan.
Di dalam bukunya 'Mencari Tuhan yang Hilang' Ustadz Yusuf Mansur menjelaskan tentang kemusyrikan dan meminta pertolongan kepada selain Allah sebagai berikut: Dalam kehidupan bermasyarakat kita sering menemukan istilah 'pemake'. Orang yang sering pergi ke dukun, paranormal, atau bahkan ke 'kiyai khurafat' bisa dipastikan ia mempunyai 'pemake'. Bentuknya bermacam-macam, bisa berupa jimat, isim, batu, keris, dan sebagainya, hingga potongan kain berisi ayat-ayat Alqur`an yang diyakini dapat membawa suatu kekuatan. Alasan pembenaran pemakaian benda-benda itu adalah sebagai media transfer kekuatan metafisik, selain sebagai media komunikasi dengan Tuhan; "Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih dari syirik. Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata: 'Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". (QS. Az-Zumar: 3).
Mereka yang meminta pertolongan kepada selain Allah, atau menggantungkan diri pada ajimat dan benda-benda keramat sesungguhnya hanya melakukan pekerjaan yang sia-sia, membuang-buang uang, tenaga dan pikiran, karena dipaksa harus beli minyak ini, minyak itu, wafak, sabuk, keris, dan segala jimat yang diakuinya sakti. Bahkan kalaupun gagal satu kali orang yang demikian biasanya tetap menjalankan usahanya yang sesat itu hingga berkali-kali. Tanpa disadari, mereka pada saat itu telah menjadi budak dari perbuatan tersebut. Mereka merasa wajib untuk membawa jimat kemanapun mereka pergi. Ditambah lagi perawatan benda-benda itu yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan belum lagi untuk ongkos perjalanan. Jika ternyata yang dituju tidak kesampaian maksudnya, seperti mobilnya yang hilang tidak kunjung ketemu, atau anak dan istrinya yang tidak ketahuan rimbanya tidak kunjung kembali, atau kedudukan yang diincarnya direbut orang, dengan entengnya mereka yang mengajari bilang: "Sabar saja, mungkin Yang Maha Kuasa belum menghendaki, kita bisa apa sih? Semua kan tergantung dari Yang di Atas".
Waaah..... enak benar, sudah gagal nyalahin Allah (baca: mengembalikan lagi kepada Allah). Itulah ulah para penipu, mereka hanya ingin uang. Kemampuannya? Nol besar. "Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan pula penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam mentaati Allah. (QS. Luqman: 33)
Penulis teringat kembali akan pengalamannya. Dulu, ia pernah mengadukan permasalahannya kepada seorang kiyai di daerah Jawa Barat. Kiyai ini diklaim 'ampuh/sakti' oleh orang banyak. Nyatanya, setelah menghabiskan uang banyak, nol besar yang didapatnya. Masalahnya tetap saja tidak berubah, dan akhirnya penulis disuruh tetap bersabar.
Ditamsilkan Allah bahwa perbuatan syirik bagaikan minta pertolongan kepda laba-laba. Coba kita perhatikan sarang laba-laba. Setiap yang datang kepadanya justru akan terjerat, tidak dapat meloloskan diri. Kemudian apa yang terjadi? Mati! Maka demikianlah keburukan menduakan Allah, bahwa perbuatan tersebut kan menimbulkan dampak kerusakan pada kehidupan seseorang, baik si pelaku sendiri maupun orang lain. Dengan kemusyrikan orang akan tega membunuh anaknya sendiri, memorat-maritkan keutuhan keluarga, dan akan membuahkan penyakit dan hal-hal buruk lainnya. "Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Ankabut: 41-42)
Jangan bodohlah kita jadi manusia. Masa kita yang berakal ini bisa percaya dengan sesuatu yang tidak berakal? Masa kita yang mengaku manusia, sedang manusia itu lebih mulia, lalu mau saja menghamba pada setan? Kenapa tidak kita hadapkan saja seluruh persoalan hidup kita kepada Yang Maha Memiliki kehidupan?
Berikut ini beberapa ciri yang kerap ditemukan di dalam kehidupan orang-orang yang tenggelam dalam kemusyrikan. Meski demikan jangan juga memvonis bila ada sahabat dan kawan yang juga mengalami beberapa ciri di bawah ini bahwa ia adalah pelaku kemusyrikan. Belum tentu. Situasi yang terjadi pada satu orang belum tentu sama statusnya dengan yang lainnya pada kasus contoh yang sama, sementara yang satu azab, bisa jadi bagi yang lain kasusnya adalah ujian dari Allah. Tapi bolehlah kita berpikir jangan-jangan apa yang kita keluhkan sebagai azab, agar ada koreksi diri. Karena apa yang disebut di sini hanyalah untuk media muhasabah untuk diri kita sendiri. Inilah indikasi pelaku kemusyrikan yang dimaksud (ingat, ini hanya untuk media muhasabah diri).

1. Kondisi fisik keluarga yang rapuh (diselimuti berbagai penyakit), baik orang tua maupun anak-anaknya. Inilah yang dimaksud dengan 'membunuh anak dan keluarga'. Yakni membuat badan mereka menjadi rentan dengan penyakit, dan lebih sering menjadi yang paling merasakan susahnya (kita yang berbuat syirik, anak dan keturunan yang ikut kena getahnya).
2. Keluarga terus dihantam persoalan-persoalan yang rumit yang tak kunjung selesai.
3. Ada kelainan jiwa yang menghantam salah seorang anggota keluarga.
4. Hubungan suami istri yang tidak harmonis, dan terancam perceraian.
5. Kemelaratan yang lebih parah dan kesusahan yang hanya bertambah-tambah.
6. Perasaan haus untuk terus-menerus bergantung terhadap apa yang mereka yakini, sehingga melanggengkan perbuatan kemusyrikan.

Penyebab utama berlakunya ciri-ciri kesusahan di atas karena mereka telah menjauhkan diri dari rahmat Allah, sehingga malah dekat dengan azab.
Penjelasan singkatnya begini, sejatinya Allah 'kan Maha Melindungi; melindungi dari apa saja, di antaranya melindungi dari setiap bahaya yang mengancam. Tetapi begitu Dia mau menolong, Dia melihat kita memiliki tuhan yang lain. Akhirnya Dia biarkan, tidak Dia lindungi.
Saudara…. bila kita sempat dan atau saat ini masih tenggelam dalam kemusyrikan yang kelihatannya samar ini (apalagi kemusyrikan terang-terangan), hendaknya merenungkan hal ini lebih dalam lagi. Karena syirik adalah suatu perbuatan yang sangat berat pertimbangan Tuhan untuk mengampuni ketimbang dosa yang lain. (Lihat QS. An-Nisa: 48)
Untuk Anda yang sudah menggeluti dunia kemusyrikan tetapi belum merasakan azab sebagaimana disinggung di atas bolehlah berpikir; jangan-jangan itu adalah 'kesempatan' yang diberikan Allah agar dosa-dosa kita bertambah, hingga kemudian bertambah beratlah hukuman kita.
Supaya datang pertolongan Allah, bersegeralah melepaskan diri dari perbuatan buruk, dan adakan perjanjian baru dengan Allah melalui pembaharuan syahadat yang kemudian dibumikan dan bertobat.
Ada fenomena menarik (tapi sesat) yang pernah terjadi – dan mungkin masih berlangsung, bahkan dalam bentuknya yang semakin inovatif dan berani- di masyarakat saat ini, yaitu meminta bantuan kepada jin. Motifnya bermacam-macam, mulai dari meminta jaminan keamanan, ilmu kekebalan, membantu kelancaran usaha, mengembalikan keharmonisan rumah tangga, dan sebagainya.
Sebenarnya itulah gambaran kondisi masyarakat kita saat ini yang sedang labil, mudah menerima suatu paham. Sebagian masyarakat kita gampang putus asa dan putus harapan ketika berhadapan dengan permasalahan pelik sehingga dengan mudah menerima suatu hal tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Ditambah sebagian masyarakat kita juga lebih senang kepada sesuatu yang serba instan, serba cepat. Kelemahan masyarakat inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk memetik keuntungan. Andai mau sedikit berpikir rasional dan kembali kepada Alqur`an pasti mereka tidak akan mudah terpedaya. "Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan". (QS. Luqman: 22).
Dalam ayat tersebut di atas dinyatakan secara gamblang oleh Allah bahwa ketika gamang, ketika gelisah, ketika susah, dan ketika menghadapi permasalahan maka yang terbaik adalah:

1. Menyerahkan segala persoalan kepada Allah.
2. Berbuat kebaikan untuk mengiringi kepasrahan tersebut.

Ada satu hal yang menarik di sini, terutama bagi Anda yang memiliki permasalahan. Menurut ayat tersebut tidak usahlah kita pikir bagaimana jawaban dari permasalahan kita. Biarkan saja. Kadang semakin dipikir semakin runyam pikiran kita. Lakukan saja pengimbangan, lakukan saja penebusan masalah. Yaitu yang pertama dan yang terpenting kita lakukan adalah pasrahkan saja kepada Allah, kemudian melakukan kebaikan yang kira-kira setara untuk menebus dan mengimbangi permasalahan yang terhidang di depan mata. Biasanya memang dengan dua langkah tersebut seseorang akan selamat dari kepanikan dan kekuatiran (karena sudah dipasrahkan kepada Allah permasalahannya). Sudah begitu ia juga punya asuransi keselamatan dan garansi adanya jawaban permasalahan yang dihadapi (karena melakukan kebaikan sebagai penawar keburukan). Dan inilah yang disebut Allah sebagai sebuah pegangan yang teguh (al-'urwatul wutsqa) bagi mereka yang menginginkan sebuah pegangan dalam mengarungi kehidupan. Jadi yang disebut pegangan itu bukanlah barang-barang syirik/perilaku kemusyrikan.
Ketiadaan tauhid yang menyebabkan manusia meminta tolong kepada selain-Nya. Padahal, andai di mungkinkan untuk meminta bantuan kepada jin dan atau bisa mendatangkan kekebalan tentulah Rasulullah yang menjadi orang pertama yang diberi fasilitas tersebut. Kenyataannya gigi beliau pernah tanggal pada waktu perang Uhud. Dan menantu Nabi, yang juga sahabatnya, Imam Ali r.a. terkena panah di bagian perutnya.
Ada pengalaman menarik, sewaktu penulis mengikuti Ustadz Basuni roadshow keliling kota di Indonesia, membuka Klinik Spiritual dan Konseling. Syahdan, datang seorang istri yang membawa suaminya yang menderita diabetes yang akut/parah. Menurut pengakuan keduanya penyakit ini sudah hampir tujuh tahunan dijalani tanpa ada kemajuan berarti. Beragam dokter dan rumah sakit dikunjungi, beragam pengobatan alternatif dicoba, hasilnya nihil. Setelah dilakukan permuhasabahan atas penyakitnya, mengapa penyakit ini sampai datang, keluarlah pengakuan bahwa selama ini sang suami adalah pelaku kemusyrikan. Dia memiliki banyak benda pusaka dan beragam ajimat untuk ini dan itu. Dan percaya atau tidak setelah diadakan perlepasan diri (benda-benda syirik dibuang) dan dilakukan inabah, lalu disertai dengan melakukan suatu amal saleh (seperti sedekah dan puasa) untuk memperkuatnya, dia sembuh dalam tempo kurang lebih dua bulanan. tanpa bantuan obat sama sekali.
Lalu apa yang si bapak lakukan?

1. Setelah ketahuan bahwa dia melakukan perbuatan syirik ia bertobat, minta ampun kepada Allah.
2. Berlepas diri dari pengaruh syirik tersebut yang menggerogoti fisiknya dengan memohon dan menyatakan suatu kalimat pelepasan.
3. Menebusnya dengan amal saleh. Waktu itu si bapak memilih puasa Nabi Daud (sehari puasa sehari berbuka, dan mengambil anak asuh. Dengan sebelumnya memotong kambing dan mengeluarkan infak dan sedekah). Dan amalan saleh lainnya yang dijadikan kendaraan kesembuhan bagi si bapak tersebut zikrullah, berzikir lisan dan qalbu.
4. Tidak kembali lagi ke perbuatan syirik tersebut.

Lalu apa yang dilakukan Ustadz Basuni dalam menyembuhkan si bapak? Ternyata Ustadz Basuni cuma membantu saja si bapak untuk berproses bertobat. Itu saja. Selebihnya si bapak sendiri yang harus berusaha menyembuhkan dirinya dengan memohon pertolongan Allah.
Sesederhana itukah? Memang sederhana. Kuasa Allah kalau sudah hadir, kuasa Allah kalau sudah turun apa yang tidak mungkin? Apa yang mustahil? Tidak ada. Semuanya mungkin-mungkin saja kalau Allah sudah berkehendak.
Bagi Anda yang tidak percaya bahwa proses inabah bisa menghilangkan penyakit tanpa berobat, tidak ada halangan untuk tetap berobat. Sebab iapun adalah sebuah ikhtiar yang insya Allah tidak menyalahi aturan. Hanya yang mau digarisbawahi adalah percuma melakukan serangkaian terapi medis bila kesalahan demi kesalahan (dari hubungan antara manusia dengan Allah, menusia dengan manusia, dan manusia dengan alam lingkungannya) belum ditobati dan belum diperbaiki. Istilahnya, oleh Allah, usaha penyembuhannya tidak diridhai. Wallaahu a'lam.



(6). Tunjukilah kami jalan yang lurus,

Petunjuk Allah bermacam-macam:

1. Petunjuk dalam bentuk ilham dan perasaan, seperti yang Allah berikan kepada bayi sejak ia dilahirkan ke dunia ini dan kepada hewan.
2. Petunjuk dalam bentuk akal dan pikiran yang hanya diberikan kepada manusia agar dapat menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini.
3. Petunjuk agama yang merupakan pemberian Allah yang paling berharga kepada para hamba-Nya karena akan menyelamatkan mereka semenjak kehidupan di dunia hingga akhirat nanti.
4. Petunjuk yang berarti taufik dan pertolongan Allah kepada hamba-hamba-Nya untuk melakukan amal-soleh. Petunjuk inilah yang Allah perintahkan kepada kita untuk senantiasa meminta kepada-Nya agar selalu dapat mengikuti jalan yang telah digariskan oleh Allah dan terhindar dari kesalahan dan kesesatan.

(7). (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Yang dimaksud dengan orang-orang yang telah dibe ri nikmat ialah para nabi atau rasul dan orang-orang yang bukan nabi atau rasul akan tetapi setia mengikuti ajaran-ajaran yang di bawa oleh para nabi dan rasul. Allah memerintahkan kita untuk mengikuti jejak dan langkah para nabi dan rasul karena pada prinsipnya agama Allah hanya satu sepanjang masa yaitu percaya kepada Allah, percaya kepada Rasul-Nya, dan percaya kepada hari kiamat serta memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan. Adapun yang berkaitan dengan syariat dan hukum ia berbeda dari masa ke masa dan antara satu wilayah dengan wilayah yang lain.
Yang dimaksud dengan orang-orang yang dimurkai ialah orang-orang Yahudi sedangkan orang-orang yang sesat ialah orang-orang Nasrani. Kedua golongan tersebut sama-sama sesat dan dimurkai, akan tetapi kemurkaan lebih melekat kepada golongan Yahudi karena mereka mengetahui kebenaran namun mereka tinggalkan bahkan mereka tutup-tutupi. Sedangkan golongan Nasrani tidak memperoleh kebenaran karena mereka enggan mengikuti petunjuk-petunjuk yang dibawa oleh para nabi dan rasul.
Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, dan Turmudzi bahwa Wail bin Hajar al-Hadhrami berkata: "Saya mendengar Rasulullah ketika selesai membaca al-Fatihah membaca 'aamiin' dengan memanjangkan suaranya".
Diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Daud bahwasanya Rasulullah bersabda: "Apabila imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladhdhaalliin' ucapkanlah 'aamiin', niscaya Allah akan memperkenankan permintaan kalian"
Diriwayatkan oleh Ibnu 'Adiy dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya bangsa Yahudi adalah bangsa yang pendengki, mereka dengki terhadap kalian karena tiga perkara yaitu menebarkan ucapan salam, meluruskan barisan dalam shalat, dan ucapan aamiin.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwasanya Rasulullah bersabda: "Apabila imam mengucapkan 'aamiin' maka kalian ucapkan pula 'aamiin', sesungguhnya apabila ucapan kalian itu bertepatan dengan ucapan para malaikat maka dosa-dosa kalian yang terdahulu akan diampuni".
Oleh karena itu apabila kita menjadi ma'mum dalam shalat berjama'ah, ketika imam membaca al-Fatihah dengan suara keras hendaklah kita mendengarkannya dengan baik. Yang perlu diperhatikan ialah ketika imam selesai membaca al-Fatihah dengan "waladhdhaalliin" janganlah kita langsung menyebut ''aamiin'', akan tetapi tunggu imam menarik nafasnya lalu membaca "aamiin", barulah kita para ma'mum menyebut "aamiin". Dengan demikian aamiin kita bisa bersamaan waktunya dengan aamiin imam dan semoga tepat pula dengan aamiin para malaikat.

6. wanita solehah

14 November 2009 - 15:39
Wanita Solehah
oleh : Tb. Firdaus


�Wanita yang didunianya solehah akan menjadi cahaya bagi keluarganya, melahirkan keturunan yang baik dan jika wafat di akhirat akan menjadi bidadari.

Hikam:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.

Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara faraz-nya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya. Rosulullah saw bersabda: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah." (HR. Muslim)

Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya.

Pada prinsipnya wanita solehah adalah wanita yang taat pada Allah, taat pada Rasul. Kecantikannya tidak menjadikan fitnah pada orang lain. Kalau wanita muda dari awal menjaga dirinya, selain dirinya akan terjaga, juga kehormatan dan kemuliaan akan terjaga pula, dan dirinya akan lebih dicintai Allah karena orang yang muda yang taat lebih dicintai Allah daripada orang tua yang taat. Dan, Insyaallah nanti oleh Allah akan diberi pendamping yang baik.

Agar wanita solehah selalu konsisten yaitu dengan istiqomah menimba ilmu dari alam dan lingkungan di sekitarnya dan mengamalkan ilmu yang ada. Wanita yang solehah juga dapat berbakti terhadap suami dan bangsanya dan wanita yang solehah selalu belajar. Tiada hari tanpa belajar.

Kamis, 12 November 2009

7. JANGAN PUTUS ASA MENGHADAPI KESULITAN

JANGAN PUTUS ASA MENGHADAPI KESULITAN,,

"AL-QUR'AN MENJELASKAN SETELAH KESULITAN PASTI ADA KEMUDAHAN"
JADI APA YANG DITAKUTKAN???
JANJI 4JJI ITU PASTI.
YAKINLAH JALAN INDAH AKAN TERBENTANG SETELAH MASA-MASA UJIAN